Setelah dilihat dari segi aspek huruf dan dari segi aspek kalimatnya, artikel atau buletin ini memiliki beberapa macam bentuk penggunaan huruf ejaan yang berasal dari bahasa Indonesia yang disempurnakan diantaranya dapat di terangkan secara ringkas seperti berikut ini:
Ø Huruf vokal yang terdapat dalam bahasa Indonesia yang terdiri atas huruf a, e, i, o, dan u.
Ø Huruf yang yang menjelaskan tentang konsonan dalam bahasa Indonesia yang terdiri atas huruf b, c, d, f, g, h, j, k, l, m, n, p, q, r, s, t, v, w, x, y, dan z.
Ø Huruf kapital yang penggunaannya terdiri atas:
ü Huruf kapital atau huruf besar dipakai sebagai huruf pertama atau awalan kata pada kalimat pertama.
ü Huruf kapital juga dapat dipakai sebagai huruf pertama yang terdapat petikan langsungnya, seperti pada paragraf yang kesembilan dalam bulletin yang saya analisis yaitu “Sesungguhnya aku ingin menjadikan khalifah di muka bumi”.
Ø Pemakaiyan huruf yang bercetak miring, dapat kita temui hampir di setiap paragraf dalam sebuah kalimat. Seperti ungkapan asing yang telah diserap ke dalam bahasa Indonesia penulisannya diperlakukan sebagai kata Indonesia. Contohnya seperti : thariqah dan sya’ab
B. Diksi
Jika di lihat dari segi aspek diksi, buletin ini menggunakan gaya bahasa atau pilihan kata dalam pemilihan katanya untuk menyampaikan suatu gagasannya kurang sederhana. Dapat dilihat pada paragraf kedua dan paragraf yang k delapan.
Kemudian jika di lihat dari segi makna katanya ada makna kata yang bersifat refleksi yaitu makna yang menghubungkan antara satu makna dengan makna yang lain. Makna ini cenderung kepada makna yang bersifat sakral atau suci dan bersifat tabu, atau kurang sopan untuk di ucapkan. Contohnya seperti kata: Lagi pula, sejak Nabi Muhammad wafat. Disinilah kalimat yang seharusnya menarik dibaca menjadi terganjal karena adanya kalimat “lagi pula” untuk menerangkan wafatnya seorang Nabi yang di agung kan oleh uma tislam.
C. Ragam Bahasa
Jika di lihat dari ragam bahasa adalah variasi sebuah bahasa yang pemakaianya sanagt berbeda-beda. Dari aspek inilah buletin memuat ragam bahasa sesuai topik dan medium seperti penjelasan berikut:
Ø Selalu menggunakan ragam bahasa baku karena yang ditulis adalah sebuah karangan ilmiah.
Ø Penggunaannya selalu menggunakan ragam bahasa menurut pokok persoalan atau pemakaian dalam ruang lingkup mengenai penjelasan dalam al Qur’an.
D. Tata istilah
Tata istilah adalah kata atau frase yang dipakai dalam konsep penyampaian kalimat agar supaya menarik dibaca dan didengarkan. Dari bulletin ini dapat ditemukan sebuah istilah-istilah baik umum maupun istilah khusus, seperti: ummam, qawm,millah,diin, thariqah,jama’ah dan sya’ab.
E. Transliterasi
Menurut kamus besar Indonesia mengenai penjelasan Transliterasi adalah penggantian huruf dari huruf abjad yang satu ke abjad yang lain. Jadi transliterasi adalah pengalihan suatu jenis huruf kejenis huruf lainya , seperti alih aksara dari aksara arab kehuruf latin.
F. Unsur serapan
Bahasa Indonesia adalah bahasa yang di serap dari berbagai unsur serapan atau bahasa sumber yaitu dari ; Bahasa Sansekerta, bahasa Arab, Belanda, Inggris, Cina, Persia, Tamil, Hindi, dan Portugis.tetapi dalam buletin ini kita hanya dapat menemukan unsur serapan yang berasal dari bahasa Arab disebabkan karena pembahasan dalam buletin ini menggunakan ragam bahasa dalam ruang lingkup keagamaan yang bisa dilihat pada setiap paragrafnya yang membahas tentang sejarah Nabi Muhammad. Diantaranya seperti kata: khlifah, ijma, jamaah.
G. Paragraf
Jika dilihat dari jenisnya paragraf dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu paragraf yang berdasarkan jenisnya dan paragraf yang berdasarkan letak kalimat utamanya atau kalimat pokoknya.
1. Paragraf berdasarkan jenisnya terdiri dari beberapa paragraf yaitu ; narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi persuasi. Dalam artikel kita dapat menjumpai paragraf eksposisi, adalah paragraf yang menginformasikan suatu teori, teknik, atau petunjuk sehingga orang yang membacanya akan bertambah wawasannya. Ciri-cirinya: ada informasi. Contohnya terdapat dalam artikel paragraf yang kesepuluh.
Selanjutnya paragraf argumentasi adalah paragraf yang mengemukakan suatu pendapat seseorang beserta alasannya. Ciri-cirinya: ada suatu pendapat dan ada juga alasannya. Contoh paragraf tersebut dapat dilihat dalam paragraf ke sembilan.
2. Paragraf berdasarkan letak kalimat utamanya terdiri dari beberapa paragraf yaitu ; deduktif, induktif yang dibagi lagi menjadi beberapa paragraph yaitu ; generalisasi, analogi, hubungan kausal, deskriptif/naratif, campuran. Namun didalam artikel tidak semuanya paragraph itu dapat ditemukan melainkan hanya paragraf deduktif paragraf yang dimulai dengan mengemukakan persoalan pokok atau kalimat topik kemudian diikuti dengan kalimat-kalimat penjelas pada akhir kalimatnya. Contohnya terdapat dalam paragraf pertama.
H. Kalimat Efektif
Kalimat efektif adalah kalimat yang mengungkapkan pikiran atau gagasan yang akan disampaikan sehingga dapat dipahami dan dimengerti oleh orang lain atau si pembaca atau kalimat yang mampu menyampaikan pikiran atau perasaan penulis untuk membicaraan dengan jelas kepada pembaca atau pendengar ataupun kalimat yang tepat singka dan jelas sehingga menimbulkan sifat timbal balik dalam kalimat atau percakapan tersebut. Dalam bulletin ini tidak terlalu banyak kalimat efektif yang bisa ditemui namun sedikit contohnya terdapat pada paragraf kelima dan pada paragraph yang kesembilan dalam bulletin.
I. Masalah Kalimat
Berdasarkan penelitian terhadap pemakaian dalam bahasa Indonesia, masih banyak kesalahan yang ditemukan baik dalam penulisan ataupun dalam pengucapanya. Didalam bulletin ini penganalisis menemukan beberapa kesalahan bulletin dalam penggunaan kata seperti ;.
1. Kesalahan penulisan kata
· Pelengkapnya – pelungkupnya
· Sebagian – sebahagiaan
2. Terdapat pada paragraf keenam baris kesepuluh, yang menuliskan kalimat seperti berikut: Lagi pula sejak Nabi Muhammad SAW wafat. Jika dilihat secar seksama tidak selayaknya kalimaat ini menggunakan kta “Lagi Pula” terhadap konteks wafatnya seoang Nabi dan seharusnya bisa dituliskan dengan: karena sejak Nabi Muhammad wafat. Kalimat tersebut akan menjadi kalaimat efektif jika ditulis seperti itu.
· Adanya kalimat yang tidak efektif dalam artikel ini sehingga terjadi kalimat yang kurang logis, dan kurang mengena. Yang dapat dilihat pada paragraf kedua dalam bulleti ini.
J. Penutup
Bahasa adalah sebuah sistem, artinya bahasa itu dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola secara tetap dan dapat dikaidahkan. Sebagai sebuah sistem, bahasa selain bersifat sistematis juga bersifat sistemis. Sistematis maksudnya, bahasa itu tersusun menurut suatu pola tertentu, tidak tersusun secara acak atau sembarangan. Sedangkan sistemis artinya sistem bahasa itu bukan merupakan sebuah sistem tunggal, melainkan terdiri dari sejumlah subsistem. Setiap bahasa memiliki sistem yang berbeda dari bahasa lainnya. Misalnya urutan kata di dalam kalimat bahasa latin adalah tidak penting, sebab susunan Paulus vidit Mariam sama saja maknanya bila susunannya diubah menjadi Mariam vidit Paulus, Paulus Mariam vidit, atau vidit Mariam Paulus, yaitu ‘Paul melihat Maria’, padahal susunan kalimat bahasa Indonesia Nenek melirik kakek tidak sama maknanya dengan Kakek melirik nenek. Mengapa demikian? Karena yang penting dalam sistem bahasa Latin adalah bentuk kata, bukan urutan kata. Sedangkan menurut sistem bahasa Indonesia baik bentuk kata maupun urutan kata sama-sama penting. Oleh karena itu, lazim juga disebut bahwa bahasa itu bersifat unik, meskipun juga bersifat universal. Unik, artinya memiliki ciri atau sifat khas yang tidak dimiliki bahasa lain. Dan universal, berarti memiliki ciri yang sama yang ada pada semua bahasa.
Dengan hasil resensi dari bulletin ini mengenai analisis EYD yang masih kurang cara penulisanya ini harapannya kita sama-sama mempelajari bahasa dengan baik dan benar. Untuk lebih mendalaminya makna kata yang kita ucapkan setiap saaat, kita harus betul-betul menempatkannya sesuai dengan aturan bahasa apalagi dalam bentuk karya ilmiah itu sangat penting sekali, terkhususnya bagi Mahasiswa yang menyusun skripsi. Dan dengan mempelajari bahasa, kita sepakat untuk menjunjung tinggi nilai dan makna setiap kata. Bahwasanya bahasa Indonesia mempunyai makna yang tinggi dan lebih tinggi lagi jika kita menjaga dan mempertahankan hakekat kata tersebut. “Tidak semua orang bisa mengerti apa itu kata dalam bahasa”, tapi orang yang lebih mengerti adalah orang yang lebih menghargai kata bahasa dengan benar.
DAFTAR PUSTAKA
Bagus, Ida Putrayasa, Prof. Dr. M.Pd., Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika), Bandung: PT. Refika Aditama, 2009.
Hakim, Lukman, bulletin jum’at, Yogyakarta: Jenderal Sudirman, 2011
Ali, Lukman, Berbahasa Baik dan Berbahasa dengan Baik, Jakarta: Angkasa, 1998.
Kumpulan Makalah Peresentasi EYD, 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar